mengulas kembali kisah di tahun 2010




1 hari lagi 2011 akan tiba.....
untuk menyambut itu gw akan menceritakan beberapa kisah gw di tahun 2010


dengan mengucap bismilahhirahmanirrohin( heheheh)
di tahun ini gw banyak mendapatkan hal yang tidak terduga,seperti masalah pertermaan,masalah percintaan
sampek prestasi gw yang menurun drastis (apa mang gw yg boblok)


di awal tahu gw banyak menyendiri tah kenapa (baru putus pacar), di bulan kedua gw mendapatkan suatu yang berharga yaitu teman teman yang paling segalanya pada gw (masik yg senangnya ini)
di situlah kami mengalami keterikatan batin (ada2 aje), setiap saat kami bersama selalu.....
(masik kelas 2 ini)




(saat masa2 piala dunia 2010 ne)


(uda naek klas 3 nee)
walaupun kelas kami terpisah ,itu tidak masalah, keterikatan kami pun semakin kuat, sebelun puasa
saat rapat osis untuk pemilihan masa bakti yg baru...
gw mencalon kan diri alhamdulilah gw menang (bangga la yaaa)


#di lebaran gw sedih banget, gk kemana2 cuman di rumah doank (tapi di situ gw mengenal blog,maklum masik awam)


(masuk cerita  duka dan sedihnya)
di bulan september ada suatu hal yang membuat persahabatan kami mengalami cekcok ,yg membuat kami bertengkar sehingga kesalah pahaman pun terjadi,dan ahkirnya hubungan kami entah bagaimana lagi.....
yg dulunya kami selalu sama, jadinya yaaa gitulahhh


dari situ gw binggung , hebatnya teman gw yang klas 1 dulu kembali lagi di kelas yg sama (enak jugak lumayan ada bahan siksaan kayak reza hahahahah)
anehnya apa yang gw pikirkan dan gw takuti itu terjadi (wahhh gawat) memang tahun gak beruntung bgi gw
dan ajaibnya yang gw macam pande meramal (hahahahah  tatap mata saya)


di ahkir tahun pas pagelaran piala aff , sepnya gw mengeluarkan wacana yg agak ngaur gw bilang malaysia juara ini ,rupannya pada bbk penyisian kalah malaysia (malu jugak gw)
ehhh ternyata malaysia masuk final dan juara (benarr jugak cuman sedih gw liat timnas)


yg sep nya ini ...( nada seram)
di smester ganjil prestasi gw anjlok drastis, yang dulunya gw sering juara trus,ini bikin mal aja gw
turun kehormatan gw jadinya ,  (memang gw banyaan malas) ahh prustasi gw aturannya ada kado tahun baru yg istimewa tapi apa daya
yg penting gw harus lulus UN 2011 dengan nilai tinggi (ammminn)


ohh ya lupa gw
klaw di tahu 2010 soal percintaan
rumit banget setelah putus ma kakak , tah kek mana lagi
gw gak banyak masalah soal percintaan cuman orng aja yg banyak nyarik masalah sama gw (jgan salah cewek banyak yg dekat ma gw)
hahahah




#kesimpulannya di tahun 2010: banyak hal yg tak terduga bagi gw , apa yang aku takuti itu terjadi ,gw banyak sial, kurang beruntung,percintaan tak beres...
wwaahhhhh tahun ini amat menyedihkan bagi gw , sedikit berkesan 

SELAMAT TINGGAL 2010......(jangan jumpailagi tahun seperti 2010)SAMBUT 2011 SEMOGA DI TAHUN INI GW BISA DRASTIS LEBIH BAIK DAN GW GAK MW KEJADIAN YG TAK TERDUKA LAGI ,SEMOGA DI TAHUN 2011 ITU TAHUN KEBERUNTUNGAN GW MAU ITU SOAL PERCINTAAN,SEHARI HARI DAN JUGA PASTINNYA PRESTASI GW......

SELAMAT TAHUN BARU 2011


by:nazli ramadhani tanjung 
(sesaorang yg ingin sukses)











Pepatah ngelantur

1. Bersatu kita teguh, bertiga kita threesome
2. Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti disate juga
3. Bagai air di daun talas, kurang kerjaan banget ngamatin air di dedaunan
4. Ada gula ada semut. Ada semut disemprot pake Baygon. Ada banyak semut mati
5. Rajin Mangkal, Kaya
6. Air tenang jangan disangka tak ada buaya, tapi ada ikan paus lagi tidur siang
7. Bersatu kita teguh, bercerai kita ke Take Me Out
8. Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya, yang enaK-enak pangkal paha, rame-rame pangkalan ojek
9. Ada ubi ada talas. Ada Budi ada Anduk
10. Uang cucuran masyarakat jatuhnya ke DPR juga
11. Semut di seberang lautan keliatan, gajah di pelupuk mata kelilipan
12. Cinta ditolak, dukun beranak
13. Jauh di mata, dekat di hati, boros di pulsa.
14. Sedikit demi sedikit lama lama bosan
15. Bagai kejatuhan durian runtuh, baru kali ini ada orang kejatuhan durian malah seneng
16. Air susu dibalas dengan air kopi item, jadi kopi susu deh
17. Bersatu kita teguh, bercerai kita masuk infotainment (motto selebritis)
18. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, sama-sama berat mending dipaketin aja
19. Air susu dibalas Air Supply
20. Sambil menyelam minumnya tetap teh botol Sosro
21. Sate padang sebelum hujan
22. Buruk rupa, cermin pun disalahkan
23. Ringan sama dipikul, berat minta dibawain
24. Single itu prinsip, jomblo itu nasib
25. Wong ompong nyaring bunyinya
26. Ke bukit sama mendaki, ke lurah bikin KTP
27. Nasir sudah menjadi tukang bubur
28. Dimana ada jalan, disitu banyak mobil
29. Bagai kacang lupa atomnya
30. Bagai buah simalakama, tidak dimakan Ibu mati, dimakan Bapak kawin lagi
31. Setinggi-tingginya Bangau terbang, akhirnya jadi kecap juga
32. Buruk muka nggak masuk majalah
33. Ada uang ada barang, nggak ada uang rampok bank
34. Jauh di angkot, dekat naik ojek
35. Air beriak tanda ada yang tenggelam
36. Lebih baik berputih tulang dari pada putih badan karena panuan
37. Besar pasal daripada tilang
38. Tua-tua keladi, udah tua jadi biang keladi
39. Jangan ada janda di antara kita
40. Air beriak tanda ada yang boker
41. Tak kenal maka tak sayang, mau kenalan digampar pacar
42. Ada udang di balik tepung kentucky
43. Bagai telur di ujung handuk
44. Bagaikan Jemuran tertiup angin
45. Malu bertanya, sesat di jalan. Banyak bertanya, dikira wartawan
46. Anjing menggonggong, maling kulkas berlalu
47. Habis kumis, cukur dibuang
48. Malu berak, sesak di jalan
49. Surga anak ada di telapak kaki ibu, surga bapak ada di antara kaki ibu.
50. Sekali melambai, dua tiga banci mengikuti
51. Karena sperma setitik, bengkak perut tetangga
52. Guru kencing jongkok, murid berlari ngintip
53. Ma’ lu bertanya, Ma’ gue yang jawab
54. Maksud hati memeluk Nunung, apa daya keburu digampar Badrun
55. Dimana ada kemaluan, di situ ada kemauan
56. Dunia maya tak selebar monitor
57. Malu bertanya, sesat di jalan. Besar kemaluan, susah berjalan



5 Jenis kecerdasan manusia

1. Intellegent Quotient (IQ)
Kecerdasan Pikiran ini merupakan kecerdasan yang bertumpu kemampuan otak kita untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah. Jika kita mengikuti Psikotes, ada banyak soal yang menuntut kejelian pikiran kita untuk menjawabnya, misalnya soal mengenai delik ruang seperti bentuk ruang kubus yang diputar-putar akan menjadi seperti apa. Soal ini bertujuan untuk melihat kemampuan pikiran kita dalam menyelesaikan suatu masalah dari berbagai sisi.

Sudah bertahun-tahun dunia akademik, dunia militer (sistem rekrutmen dan promosi personel militer) dan dunia kerja, menggunakan IQ sebagai standar mengukur kecerdasan seseorang. Tetapi namanya juga temuan manusia, istilah tehnis yang berasal dari hasil kerja Alfred Binet ini (1857 – 1911) lama kelamaan mendapat sorotan dari para ahli dan mereka mencatat sedikitnya ada dua kelemahan (bukan kesalahan) yang menuntut untuk diperbaruhi, yaitu:
a. Pemahaman absolut terhadap skor IQ
Steve Hallam berpandangan, pendapat yang menyatakan kecerdasan manusia itu sudah seperti angka mati dan tidak bisa diubah, adalah tidak tepat. Penemuan modern menunjuk pada fakta bahwa kecerdasan manusia itu hanya 42% yang dibawa dari lahir, sementara sisanya, 58% merupakan hasil dari proses belajar.

b. Cakupan kecerdasan manusia : kecerdasan nalar, matematika dan logika
Steve Hallam sekali lagi mengatakan bahwa pandangan tersebut tidaklah tepat, sebab dewasa ini makin banyak pembuktian yang mengarah pada fakta bahwa kecerdasan manusia itu bermacam-macam. Buktinya, Michael Jordan dikatakan cerdas selama berhubungan dengan bola basket. Mozart dikatakan cerdas selama berurusan dengan musik. Mike Tyson dikatakan cerdas selama berhubungan dengan ring tinju.


2. Emotional Quotient (EQ)
Disebut juga kecerdasan Emosi. Kecerdasan Emosi ini didasarkan kepada kemampuan manusia dalam mengelola emosi dan perasaan. Kecerdasan Emosi ini sangat berpengaruh dalam performace dan kecakapan emosi kita dalam bekerja, dan juga kemampuan diri kita dalam menghadapi suatu masalah. Seseorang yang memiliki Emosi yang buruk walaupun IQ nya besar, dia akan gagal dalam hidupnya dikarenakan tidak mampu mengontrol diri saat menghadapi suatu masalah. Kecerdasan emosi sudah menjadi suatu tolok ukur utama yang dicari oleh perusahaan pada pegawainya dan sering merupakan karakteristik penentu kesuksesan dalam kerja dan pembedaan kinerja dan performace suatu karyawan. Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mendapatkan dan menerapkan pengetahuan dari emosi diri dan emosi orang lain agar bisa lebih berhasil dan bisa mencapai kehidupan yang lebih memuaskan. Dalam psikotes pun kecerdasan emosi ini sering menjadi tolak ukur utama dalam merekrut pegawai, karena dengan kecerdasan emosi yang tinggi walaupun memiliki IQ yang rendah cenderung perusahaan merekrut pegawai yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, karena kecerdasan IQ mudah untuk ditingkatkan dibandingkan kecerdasan emosi.

Daniel Golemen, dalam bukunya Emotional Intelligence (1994) menyatakan bahwa “kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20 % dan sisanya yang 80 % ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut Kecerdasan Emosional. Dari nama tehnis itu ada yang berpendapat bahwa kalau IQ mengangkat fungsi pikiran, EQ mengangkat fungsi perasaan. Orang yang ber-EQ tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan dalam dirinya; bisa mengusahakan kebahagian dari dalam dirinya sendiri dan bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaatKarena kecerdasan emosi ini lebih ditekankan kepada jati diri dan emosi kita. Walaupun emosi dapat dikontrol dengan mengikuti pelatihan-pelatihan seperti ESQ dan lainnya, tetapi butuh kesadaran tinggi untuk mengontrol emosi kita ini.


3. Spiritual Qoutient (SQ)
Kecerdasan Spiritual ini berkaitan dengan keyakinan kita kepada Tuhan.Kecerdasan ini muncul apabila kita benar-benar yakin atas segala ciptaannya dan segala kuasanya kepada manusia (bukan atheis).

Danah Zohar, penggagas istilah tehnis SQ (Kecerdasan Spiritual) dikatakan bahwa kalau IQ bekerja untuk melihat ke luar (mata pikiran), dan EQ bekerja mengolah yang di dalam (telinga perasaan), maka SQ (spiritual quotient) menunjuk pada kondisi ‘pusat-diri’ ( Danah Zohar & Ian Marshall: SQ the ultimate intelligence: 2001). Kecerdasan ini adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan apa adanya ini. Kecerdasan ini bukan kecerdasan agama dalam versi yang dibatasi oleh kepentingan-pengertian manusia dan sudah menjadi ter-kavling-kavling sedemikian rupa. Kecerdasan spiritual lebih berurusan dengan pencerahan jiwa. Orang yang ber – SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif.


4. Moral Quotient (MQ)
Nilai, filosofi, dan kumpulan kecerdasan moral memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap bisnis. Hal tersebut merupakan dasar dari visi, tujuan, dan budaya organisasi. Tantangan dari kecerdasan moral bukan hanya untuk mengetahui yang benar dan yang salah, namun juga untuk berbuat serta melakukan tindakan yang benar. Pada segolongan populasi manusia terdapat sekelompok manusia dengan jumlah prosentase yang kecil menderita, mengalami sakit jiwa ataupun terkucil. Kelompok ini kemungkinan tidak “mengerti” yang benar dan yang salah. Mengapa kita tidak lebih sering melakukan tindakan yang tepat? Kebanyakan orang melakukan tindakan yang tepat kadang-kadang saja. Bertindak atas setiap keputusan yang kita buat setiap hari, mempertimbangkan apa yang “benar”, apa yang lebih baik dan dapat membantu komunitas kita, organisasi, dan orang lain. Namun kita tidak selalu setuju dengan apa yang benar.

Dalam hal ini nilai dan filosofi turut berperan. Penilaian kita menjadi dasar dalam percaya dan menentukan tindakan. Filosofi merupakan jalan bagi kita untuk menentukan nilai. Filosofi yang cerdas merupakan keinginan untuk memahami manusia, benda, dan dunia melalui rangkaian kata yang menggambarkan bagaimana mereka bekerja dengan demikian menyediakan suatu keamanan emosional dalam meramalkan masa depan. Manusia dengan filosofi mempercayakan pada logika dalam membuat keputusan, dan menaksirkan harga dari sesuatu melawan “kode” yang mendasar atau mengatur garis pedoman yang menyebabkan ketegangan. Manusia dengan pandangan ini mempercayakan pada kesadaran persaingan, terkadang pada wewenang sosial yang terpisah. Anda mungkin pernah mendengar perkataan seseorang dengan filosofi yang cerdas, contohnya: “jika anda memiliki solusi yang luwes, orang lain akan mempercayainya. Tidak perlu mencoba untuk meyakinkan mereka mengenai kebaikannya.” Mereka dapat menggunakan sebuah gaya kemimpinan, jika visi yang digambarkan menjadi penyebab yang baik di masa depan.

Dalam hipotesa penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hal lebih mendasar dari kemampuan kecerdasan emosional. Hal tersebut tampak semacam kompas moral. Hal tersebut merupakan jantung dari kesuksesan bisnis yang berjalan lama. “Sesuatu yang lebih” ini dinamakan kecerdasan moral (moral intelligence). Kecerdasan moral merupakan kapasitas mental untuk menentukan bagaimana prinsip umum manusia yang harus digunakan pada nilai, tujuan, dan tindakan. Istilah yang mudah, kecerdasan moral merupakan kemampuan untuk membedakan yang benar dari yang salah seperti yang didefinisikan oleh prinsip umum. Prinsip umum merupakan kepercayaan mengenai tingkah laku manusia secara umum pada seluruh budaya di dunia.

Kecerdasan moral bukan hanya penting untuk mengefektifkan kepemimpinan, namun juga merupakan “pusat kecerdasan” bagi seluruh manusia. Mengapa? Karena kecerdasan moral secara langsung mendasari kecerdasan manusia untuk berbuat sesuatu yang berguna. Kecerdasan moral memberikan hidup manusia memiliki tujuan. Tanpa kecerdasan moral, kita tidak dapat berbuat sesuatu dan peristiwa-peristiwa yang menjadi pengalaman jadi tidak berarti. Tanpa kecerdasan moral kita tidak akan tahu mengapa pekerjaan yang kita lakukan? Dan apa yang harus dikerjakan? 


5. Adversity Quotient
Ketika akhirnya Thomas Alva Edison (1847 - 1931) berhasil menemukan baterai yang ringan dan tahan lama, dia telah melewati 50.000 percobaan dan bekerja selama 20 tahun. Tak heran kalau ada yang bertanya, “Mr. Edison, Anda telah gagal 50.000 kali, lalu apa yang membuat Anda yakin bahwa akhirnya Anda akan berhasil?” Secara spontan Edison langsung menjawab, “Berhasil? Bukan hanya berhasil, saya telah mendapatkan banyak hasil.

Apakah adversity quotient (AQ) itu? Menurut Stoltz, AQ adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan. “AQ merupakan faktor yang dapat menentukan bagaimana, jadi atau tidaknya, serta sejauh mana sikap, kemampuan dan kinerja Anda terwujud di dunia,” tulis Stoltz. Pendek kata, orang yang memiliki AQ tinggi akan lebih mampu mewujudkan cita-citanya dibandingkan orang yang AQ-nya lebih rendah.

Untuk memberikan gambaran, Stoltz meminjam terminologi para pendaki gunung. Dalam hal ini, Stoltz membagi para pendaki gunung menjadi tiga bagian:
1. Quitter (yang menyerah). Para quitter adalah para pekerja yang sekadar untuk bertahan hidup). Mereka ini gampang putus asa dan menyerah di tengah jalan
2. Camper (berkemah di tengah perjalanan) Para camper lebih baik, karena biasanya mereka berani melakukan pekerjaan yang berisiko, tetapi tetap mengambil risiko yang terukur dan aman. “Ngapain capek-capek” atau “segini juga udah cukup” adalah moto para campers. Orang-orang ini sekurang-kurangnya sudah merasakan tantangan, dan selangkah lebih maju dari para quitters. Sayangnya banyak potensi diri yang tidak teraktualisasikan, dan yang jelas pendakian itu sebenarnya belum selesai.
3. climber (pendaki yang mencapai puncak). Para climber, yakni mereka, yang dengan segala keberaniannya menghadapi risiko, akan menuntaskan pekerjaannya. Mereka mampu menikmati proses menuju keberhasilan, walau mereka tahu bahwa akan banyak rintangan dan kesulitan yang menghadang. Namun, di balik kesulitan itu ia akan mendapatkan banyak kemudahan.”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. Dalam konteks ini, para climber dianggap memiliki AQ tinggi. Dengan kata lain, AQ membedakan antara para climber, camper, dan quitter.

Jawaban luar biasa dari pencipta lampu pijar itu menjadi salah satu contoh ekstrem seorang climber (pendaki)–yang dianggap memiliki kecerdasan mengatasi kesulitan (adversity quotient, AQ) tinggi. Terminologi AQ memang tidak sepopuler kecerdasan emosi (emotional quotient) milik Daniel Goleman, kecerdasan finansial (financial quotient) milik Robert T. Kiyosaki, atau kecerdasan eksekusi (execution quotient) karya Stephen R. Covey. AQ ternyata bukan sekadar anugerah yang bersifat given. AQ ternyata bisa dipelajari. Dengan latihan-latihan tertentu, setiap orang bisa diberi pelatihan untuk meningkatkan level AQ-nya. Manusia sejati adalah manusia yang jika menempuh perjalanan yang sulit, mereka selalu optimis; sedangkan jika mereka melewati perjalanan yang mudah mereka malah khawatir.

Dalam kehidupan nyata, hanya para climbers-lah yang akan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan sejati. Sebuah penelitian yang dilakukan Charles Handy-seorang pengamat ekonomi kenamaan asal Inggris terhadap ratusan orang sukses di Inggris memperlihatkan bahwa mereka memiliki tiga karakter yang sama. Yaitu, pertama, mereka berdedikasi tinggi terhadap apa yang tengah dijalankannya. Dedikasi itu bisa berupa komitmen, kecintaan atau ambisi untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Kedua, mereka memiliki determinasi. Kemauan untuk mencapai tujuan, bekerja keras, berkeyakinan, pantang menyerah dan kemauan untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Dan ketiga, selalu berbeda dengan orang lain. Orang sukses memakai jalan, cara atau sistem bekerja yang berbeda dengan orang lain pada umumnya. Dua dari tiga karakter orang sukses yang diungkapkan Handy dalam The New Alchemist tersebut erat kaitannya dengan kemampuan seseorang dalam menghadapi tantangan


Dalam dunia kerja, mengapa para karyawan yang ber-IPK tinggi kalah bersaing dibandingkan para karyawan lain yang ber-IPK rendah tetapi lebih berani dalam bertindak?



Featured Post

ASAS - ASAS HUKUM DI INDONESIA

Popular Post